Seringkali ketika saya memiliki seorang teman yang perfeksionis, saya mendapati kenyataan bahwa dia menjadi seorang yang menyebalkan. Bukan hanya saya yang berfikiran seperti itu, namun teman-teman saya juga banyak yang beranggapan hal yang sama.
Si perfeksionis terkadang menjadi manja karena segala permintaannya harus dituruti. Si perfeksionis seringkali suka membantah pembicaraan orang lain walaupun sekedar hanya untuk mengkoreksi kesalahan kata. Si perfeksionis tak jarang memarahi teman-temannya karena tugas kelompok yang dikerjakan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Yang jelas si perfeksionis tidak akan membiarkan sebuah kesalahan sekecil apapun hadir pada di kehidupannya.
Namun, beberapa kali saya tersadarkan bahwa perfeksionis itu merupakan hal perlu.
(Alkisah, ketika terdapat sebuah negeri yang sedang melakukan peperangan dengan negeri lain. Negeri tersebut dalam keadaan terdesak, kemudian dengan terpaksa mengirimkan pesan kepada aliansinya untuk meminta bantuan militer. Pesan dikirim melalui kereta berkuda)
Namun terdapat sebuah masalah kecil, baut yang ukurannya kecil keadaannya agak longgar.
1. Sebuah baut dari sebuah roda kereta terlepas.
2. Karena baut terlepas, roda pun menjadi kendor, dan terlepas.
3. Roda terlepas, kuda penarik kereta tiba-tiba berhenti secara tiba-tiba (karena terlalu berat)
4. Pengemudi terlempar. Perjalanan terhenti. Pesan pun terlambat atau bahkan gagal disampaikan.
5. Pesan gagal disampaikan, permintaan bantuan gagal.
6. Permintaan bantuan gagal = kekalahan bagi negeri tersebut
7. kekalahan = pembunuhan massal
Hal ini dapat dikatakan sebagai pembunuhan massal oleh karena longgarnya sebuah baut kecil.
***
Seperti efek bola salju.Sebuah masalah kecil dapat berubah menjadi masalah besar bila dibiarkan terus-menerus. Kecerobohan pada seorang penjaga palang kereta api dapat menyebabkan kecelakaan ratusan jiwa penumpang. Setitik karat pada pipa penyaluran gas dapat menyebabkan kebocoran pada pipa dan menyebabkan ledakkan besar yang membahayakan penduduk. Dan masih banyak lagi fenomena-fenomena pentingnya sebuah perfeksionisme dalam segala kasus.
Mungkin ada satu hal yang perlu diperhatikan mengenai perfeksionisme. Perfeksionisme itu sendiri merupakan sebuah keharusan bagi setiap jengkal kehidupan. Namun yang menjadi masalah bukanlah perfeksionisme itu sendiri, tetapi adalah bagaimana mengekspresikan perfeksionisme tersebut.
Apakah dengan memarahi orang lain , apakah dengan memanja, atau apakah dengan menegur orang lain dan mengajak orang lain tersebut memperbaiki segala kesalahan dengan baik-baik.
Itu lah yang perlu kita renungkan. 🙂
Leave a comment